Di bawah terik mentari tergopoh layu sambil tetap berjalan
Dua kaki dirantai dengan material platinum bersuhu di atas 6000
Kedua mata diselimuti warna biru mengaburkan pandangan
Alam pun bak fatamorgana, terbius rasa
Kutilang tak berhenti berkicau
Memenuhi sudut telinga
Menari-nari, berputar-putar di atas kepala
Namun tetap terbakar terik mentari
Dalam ruang sempit mencoba terasing
Menahan laju emosi yang kian merasuk
Menjadi buta dan tuli, hilang
Tetap menggigil oleh angin suhu rendah
Selalu berhembus menembus dimensi ruang
Angin pun berhembus, menanti hujan
Musim menampakkan arahnya
Sambil menunggu habis kemarau
Dimensi lain kehidupan membatasi langkah
Dapatkah tetap tegak melawan waktu
Atau hilang menuju rimba
Merangkai bivak, duduk tersila
Memegang sebatang rokok
Menyandarkan lelah perjalanan
Ya... Kelemahan jiwa
Selalu menjadi hantu
Menjebak dalam jerat
Meski angin berhembus, menanti hujan
29 Januari 2010, 02:10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar