Minggu, 16 Mei 2010

Terbakar di Pagi Buta

Alam ini penuh misteri, antara rasio probabilitas dan kausalitas
Hukum thermodinamika tetap berlaku, begitu pula imajinasi
Raga memang berpijak di atas permukaan nyata, kasar-statis
Jiwa tetap larut bersama angin dan desiran ombak rendah

Bulan memang terbit saat senja memulai episodenya
Hilang, saat fajar mulai berdenting layaknya agenda harian
Datanglah mentari dengan sorotan nyata dan kokoh
Mewarnai gulita mencekam dalam laju gerak langkah

Waktu tak kalah misterius, datang dan pergi kapanpun
Bahkan saat aroma tak seharum mawar yang baru merekah
Angin kayangan berembus mendekat, menghampiri ruang renung
Tak terbantahkan layaknya sebuah postulat bahkan undang-undang

Tak sekedar melukiskan imaji, membingkai seperti lukisan dinding
Saat hujan bergemericik tanda gerimis
Embun pun masih saling merangkul bersama ilalang
Udara belum beranjak hangat, masih berkawan kabut

Tapi emosi terlanjur terbakar angin kayangan
Tak mampu dipadamkan oleh sekedar percikan air
Semakin menyatu bagai terdapat kovalensi
Menjadi gusar dalam dunia statistika dan matematika

Tak tentu arah
Terbakar di pagi buta

9 Januari 2010, 22:31
‘tak terkhayalkan sebelumnya’

Tidak ada komentar: