-untukmu Wiek
Hadir saat bintang berkelip dalam pekatnya malam
Ketika tangan-tangan menggenggam belati
Dalam ruang pendakian sejati
Masih mengayuh sampan putih, suci
Kau percikan pecahan-pecahan api
Tepat di pelupuk mata, nyata
Siapa?
Langkahmu pasti -satu arah
Bukan merangkak, bahkan terasa berlari
Merasuki haemoglobin
Apa?
Senandungmu terbakar warna
Meraba-raba lamunan
Menatapku tajam
Mengapa?
Bukankah lantunan lagu tentang waktu telah terang?
Egomu tak mau merebah
Haruskah menampar senyum itu?
Hendak lari? Berlarilah!
Mungkin... Aku hilang sejenak
Tetap bisa tertawa
- 4 Mei 2010, 00:00
'tak mampu lagi bermetafora'
Hadir saat bintang berkelip dalam pekatnya malam
Ketika tangan-tangan menggenggam belati
Dalam ruang pendakian sejati
Masih mengayuh sampan putih, suci
Kau percikan pecahan-pecahan api
Tepat di pelupuk mata, nyata
Siapa?
Langkahmu pasti -satu arah
Bukan merangkak, bahkan terasa berlari
Merasuki haemoglobin
Apa?
Senandungmu terbakar warna
Meraba-raba lamunan
Menatapku tajam
Mengapa?
Bukankah lantunan lagu tentang waktu telah terang?
Egomu tak mau merebah
Haruskah menampar senyum itu?
Hendak lari? Berlarilah!
Mungkin... Aku hilang sejenak
Tetap bisa tertawa
- 4 Mei 2010, 00:00
'tak mampu lagi bermetafora'
1 komentar:
Seringkali kita lupa menyadari siapa seharusnya yang bertanya, siapa?
Terlalu subjektif!
Posting Komentar