Minggu, 16 Mei 2010

Memejamkan Mata

Dalam perputaran gerigi-gerigi
Mestinya larut dengan jiwa
Menghijau...

Nafas ini tetap ketar-ketir
Membusuk dalam darah
Menjadi lebam dalam bisu

Hembusan angin bukit kuhirup perlahan
Butir-butir embun kuraba dengan lembut
Sambil memejamkan mata
Berjalan di atas jembatan semedi

Tapi angin tetaplah angin
Hembusannya adalah drama

Di sana menggema ratusan kilometer
Aku terpuruk dalam kebisuan
Bagai memutus nafas diafragma

Antara sandiwara dan perjalanan
Sebuah rasa penuh bumbu
Tetap... Sebuah definisi

Hanya tergambar di ruang vakum
Kebisuan pun adalah bahasa

23 Maret 2010, 01:15
~menapaki keheningan malam, ingin memejamkan mata meraih pandangan

Tidak ada komentar: